“Perjuangan Hidup”
Zitra adalah siswa SMP kelas 9 , ia tinggal bersama
kedua orang tua nya dirumah kontrakan yang amat sederhana.Ayahnya bekerja
sebagai pegawai pabrik sedangkan ibunya hanya bisa diam dirumah dengan keadaan
yang menderita karena ia mengidap penyakit kanker dan lumpuh.Meskipun,Zitra
hidup dengan keadan yang pas-pasan ia tetap bersemangat dalam menjalaninya.
Seperti biasanya,Zitra berangkat dengan
sepeda tua.Ia sangat gembira mengayuh sepeda sejauh 5 km untuk menempuh ke
sekolah.Sesampainya di sekolah ia sering menempelkan tulisan puisi yang ia buat
di mading sekolah.Tiba-tiba ia membaca pengumuman yang berisi mengenai adanya
perlombaan tulis puisi yang diadakan pada hari Sabtu,25 Maret 2012 di sekolahnya
itu.Zitra bersemangat menuju kelasnya.Ia menceritakan itu kepada teman
sebangkunnya,Belia doa kan aku yaa? Aku berharap bisa memenangkan perlombaan
itu,karena hadiahnya sebesar 1 juta”ucap Zitra dengn gembira” Wah!!! Pastinya
dong aku selalu mendukunmu kawan”ujar Berlin degan penuh perhatian” Soalnya
kalo aku menang akan aku gunakan untuk biaya pengobatan ibuku “kata Zitra
sambil membuka tasnya yang lumayan kucel itu”.
Tak beberapa lama , bel lonceng
berbunyi.Zitra dan kawan-kawanya bersiap untuk belajar, jam pertama bagian
Bahasa Indonesia.Zitra sangat menyukai pelajaran ini karena ada hubunganya
dengan puisi.Di kelasnya ia termasuk murid yang pandai dan aktif , bahkan
banyak temn-temanya yang kagum padanya kecuali Miranda karena ia merasa iri
hati dan tertandingi.Mereka belajar Bahasa Indonesia dengan penuh
semangat.Setelah pelajaran Bahasa Indonesia berakhir , Zitra dan teman-temanya
melanjutkan pelajaran yang lain hingga usai.
Teng...teng..teng menunjukan semua pelajaran
berakhir , sehingga membuat anak-anak itu bersorak riang.Sepulang sekolah Zitra
sering menabung di koprasi siswa.Setiap ke sekolah ia jarang membeli makanan
disekolah sehingga ia bisa menabung.Kemudian ia pulang dengan mengayuh sepeda
tuanya itu.Ia bersemangat untuk memberikan kabar tentang adanya perlombaan
puisi pada hari sabtu.Biasanya setelah dirumah bukanya Zitra bersantai , tetapi
ia suka mengurus dan menjaga ibunya sampai ayahnya pulang.9 jam Zitra dirumah
sambil menjaga ibunya , tiba-tiba ayahnya datang dengan membawa 3 bungkus nasi,
bagi keluarga Zitra nasi bungkus yangt berisi nasi,tempe serta tumis-tumisan
sudah merasa nikmat dan cukup.Setelah itu ia beranjak menuju kamarnya untuk
beristirahat.Esoknya Zitra bangun pukul 03.00 pagi dimana waktu yang sangat
berguna untuk melakukan shalat sunnah tahajud, Ia selalu mendoaakan ibunya agar
bisa sembbuh dari penyakit yang di deritanya.fajar di ufuk timur mulai muncul
menandaakan telah siang, sebelum berangkat ia selalu membantu ayahnya memasak
dan pekerjaan lainya.
Tak terasa hari sabtu telah tiba dimana hari
yang ditungu-tunggu oleh Zitra.Seperti biasa Zitra selalu berangkat dengan
sepeda tuanya itu.kemudian ia mendaftarkan diri kepada panitia dan ia segeram
masuk ke ruangan untuk mengikuti lomba itu.2 jam ia berada didalam ruangan tersebut
untuk menulis puisi yang indah dan bagus.begitu selesai ia keluar dan menungguh
hasilnya.Zitra merasa lelah sambil istirahat ia selalu bertanya-tanya didalam
hati ‘siapakah yang menang” berkali-kali ia ucapkan dalam hati.Beberapa lama
kemudian panitia menyuruh para peserta untuk masuk ke ruangan dan ia membacakan
hasil pengumumanya “bahwa pemenang tulis puisi pada tahun 2012 dimenangkan oleh
Zitra dai kelas 9E” ucap panitia dengan lantang” lalu ia merasa gembira dan
bersujud.
Siang hari yang panas Zitra mengayuh sepeda
tua dengan cepat.Di perjalanan ia merasa gembira dan ingin segera
memberitahukan kepada orang tuanya.Ketika ia tiba dirumah kontrakanya ia terasa
bingung loh!!! Kok banyak orang dirumahku , ada apa ya?”ucap Zitra dengan rasa
penasaran” Ia segera masuk ke dalam rumah ternyatya ia melihat ibunya terbaring
di kasur dan di kelilingi oleh para
tetangganya yang sedang mengaji , Ia sadar bahwa ibunya telah tiada.Zitra
segera menghamiri ayahnya yang sedang berta’ziah “Ayah kapan ibu pergi ? “tanya
Zitra sambil meneteskan air matanya” Namun ayahnya hanya berdiam sambil menahan
tangis ayahhhh....ayah serius yah kapan ibu meninggalkan Zitra? Kenapa ia tidak
bilang jikalau pergi padahal aku sudah
memenagkan perlombaan ini dan hadiahnya untuk biaya pengobatan ibu ayah”tanya
kembali sambil menangis dan lantang” Sabar nak! Ini mungkin sudah takdir kita
harus menerimanya dengan ikhlas “Ucap
Ayahnya dengan menasehati Zitra” Insyaalloh ayah “Jelas Zitra”.
1 hari berlalu setelah kepergian ibunya ,
mereka merasa kesepian karena ada yang kurang dan tidak seperti
biasanya.Meskipun Zitra telah kehilangan orang yang disayanginya ia tetap tegar
dalam menghadapinya.Kemudian ia memulai kembali menjalankan aktivitasnya itu
seperti sekolah.Walau ibunya tiada dia tetap merasa snyum dihadapan
kaan-kawanya dan tidak ingin menampilkan kesedihanya didepan semua orang karena
takut dibilang alay.Ketika Zitra pulang ke sekolah ia membuka pintunya dan merasa kaget karena
melihat ayahnya yang sedang duduk bersedih dan menundukan kepalanya.Ayah kenapa
gak kerja? “tanya Zitra” Ayah sudah tak bekerja lagi nak”ucap Ayah” loh kenapa
ayah? “tanya kembali’ Ayah di fitnah akan mencuri oleh manager pabrik , ya
sudah mau bagaimana lagi”kata ayah Zitra dengan panjang lebar”Ohiya ayah , Zitra
punya ide nih! Bagaimana kalo kita berdua membuka usaha nah modalnya dari
barang bekas dan kita bisa bebas membuat kerajinan sesuai kreativitas kita ?
“ajak Zitra’ OK! Ayah sangat setuju”
Akhirnya mereka membuka usaha tersebut hingga
setelah berbulan-bulan usaha kini hidupnya tida terbebani lagi dan merasakan
kehidupan yang bahagia.
---TAMAT---