Rabu,09 Nov 2011
VIVAnews - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendaftarkan dua warisan kebudayaan daerah ke UNESCO. Dua warisan kebudayaan daerah itu adalah alat musik Sasando asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Noken, asal Papua.
"Kedua item ini akan hilang, bukan karena diklaim negara lain -- meski itu menjadi salah satunya. Tetapi, lebih karena mereka yang menggeluti, musik Sasando dan Noken semakin habis," kata Budi Priyadi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Denpasar, Rabu, 9 November 2011.
Dengan pengakuan dari UNESCO nantinya, maka akan ada kewajiban untuk terus melestarikan dua warisan kebudayaan Indonesia itu. Untuk Sasando, biasanya memiliki 23 senar. Diharapkan penggunaan senar terus ditingkatkan menjadi 40 senar. "Kami harapkan ini bisa disetujui oleh UNESCO. Sebab, bukan hanya Indonesia yang mendaftarkan warisan kebudayaannya ke UNESCO," ucap Budi.
Budi mengakui, sudah ada beberapa warisan budaya Bali yang diakui UNESCO. Hanya saja, jika dibandingkan dengan negara lain, warisan kebudayaan Indonesia yang diakui telah didaftarkan UNESCO masih terbilang minim. "Kekayaan Indonesia sedikit sekali yang diakui UNESCO, lebih banyak Jepang dan Korea. Padahal, kebudayaan kita lebih banyak dari Jepang dan Korea," imbuh Budi.
"Pengumuman Sasando dan Noken akan diumumkan tahun 2013, karena baru kita daftarkan tahun ini. Sedangkan yang akan diumumkan tahun ini adalah Tari Saman, yang telah kita daftarkan tahun lalu," tuturnya.
Ia juga mengaku seluruh tari-tarian Bali sudah didaftarkan di UNESCO. Tak hanya itu, Taman Mini Indonesia Indah juga telah didaftarkan. "Kita sudah lakukan penelitian, sudah verifikasi dan sudah didaftarkan di UNESCO. Tahun 2013 juga akan diumumkan," katanya.
Pendaftaran ke UNESCO sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kemenparekraf juga akan menggelar lomba karya tulis ilmiah bertema "Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya", yang dibuka untuk SMA dan umum. Selanjutnya akan digelar seminar tentang HAKI.
"Kedua item ini akan hilang, bukan karena diklaim negara lain -- meski itu menjadi salah satunya. Tetapi, lebih karena mereka yang menggeluti, musik Sasando dan Noken semakin habis," kata Budi Priyadi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Denpasar, Rabu, 9 November 2011.
Dengan pengakuan dari UNESCO nantinya, maka akan ada kewajiban untuk terus melestarikan dua warisan kebudayaan Indonesia itu. Untuk Sasando, biasanya memiliki 23 senar. Diharapkan penggunaan senar terus ditingkatkan menjadi 40 senar. "Kami harapkan ini bisa disetujui oleh UNESCO. Sebab, bukan hanya Indonesia yang mendaftarkan warisan kebudayaannya ke UNESCO," ucap Budi.
Budi mengakui, sudah ada beberapa warisan budaya Bali yang diakui UNESCO. Hanya saja, jika dibandingkan dengan negara lain, warisan kebudayaan Indonesia yang diakui telah didaftarkan UNESCO masih terbilang minim. "Kekayaan Indonesia sedikit sekali yang diakui UNESCO, lebih banyak Jepang dan Korea. Padahal, kebudayaan kita lebih banyak dari Jepang dan Korea," imbuh Budi.
"Pengumuman Sasando dan Noken akan diumumkan tahun 2013, karena baru kita daftarkan tahun ini. Sedangkan yang akan diumumkan tahun ini adalah Tari Saman, yang telah kita daftarkan tahun lalu," tuturnya.
Ia juga mengaku seluruh tari-tarian Bali sudah didaftarkan di UNESCO. Tak hanya itu, Taman Mini Indonesia Indah juga telah didaftarkan. "Kita sudah lakukan penelitian, sudah verifikasi dan sudah didaftarkan di UNESCO. Tahun 2013 juga akan diumumkan," katanya.
Pendaftaran ke UNESCO sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kemenparekraf juga akan menggelar lomba karya tulis ilmiah bertema "Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya", yang dibuka untuk SMA dan umum. Selanjutnya akan digelar seminar tentang HAKI.
"Agar karya kreatif para pemenang nantinya tidak diklaim oleh negara lain. Kita yang bekerja, tetapi dinikmati oleh negara lain," ucap Budi. (Laporan Bobby Andalan | Bali, eh)
• VIVAnews******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar