A.Musik
Keroncong
1. Pengertian
Musik Keroncong
Keroncong
adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis
musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat
ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di
Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir
Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut
moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai.
Dalam
perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan
seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik
campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke
Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an,
dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer. Meskipun
demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai
lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
Alat-alat musik keroncong yang sekarang ini lazim dimainkan dalam suatu pertunjukkan musik keroncong adalah Violin (Biola), Seruling (Flute), Cuk (Ukulele), Cak (Tenor Banjo), Gitar, Selo (Cello), dan Double-Bass. Keroncong mungkin menambah alat-alat lain seperti alat gitar Hawaii, akordian atau vibrofon.
Di
Indonesia kita mengenal pencipta lagu keroncong yang ternama di antaranya
Ismail Marzuki, Gesang R. Maladi, Oey Yok Siang, R. Sutedjo, Arimah, Budiman B.
J., S. Padimin, L. Hidayat, S. Poniman, Teruma Hadi, Iskandar dan Mochtar Embut
dan pada masa sekarang Soeharto A. H., Riyanto. Tentunya kita tidak melupakan
sosok Waljinah dan Mus Mujiyanto, penyanyi dan musisi keroncong yang terkenal
itu.
Salah
satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan
musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini
bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil
memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal
adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki
“Buaya Keroncong” oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik
keroncong.
Asal muasal sebutan “Buaya Keroncong” berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai “Buaya Keroncong”.
2. Sejarah
Musik Keroncong
Setelah
mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di Indonesia
(1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun 1661, dan ini
merupakan masa evolusi awal musik keroncong yang panjang (1661-1880),
hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan identitas keroncong yang
sebenarnya dengan suara crong-crong-crong, sehingga boleh dikatakan musik
keroncong belum lahir tahun 1661-1880.
Dan
akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun
1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir. Tonggak awal
adalah pada tahun 1879 [3], di saat penemuan ukulele di Hawai yang segera menjadi alat musik utama dalam
keroncong (suara ukulele: crong-crong-crong). Ketiga tahap tersebut
adalah[4]
(a)
Masa stambul (1880-1920),
(b)
Masa keroncong abadi (1920-1960), dan
(c)
Masa keroncong modern (1960-kini).
Masa
stambul (1880-1920)
Ukulele
ditemukan pada tahun 1879 di Hawaii,
sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong baru menjelma pada tahun
1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke selatan daerah Kemayoran dan Gambir
(lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar Gambir, sekitar tahun 1913). Komedie Stamboel 1891-1903
lahir di Kota Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupa Pentas Gaya Instanbul,
yang mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya
lewat jalur kereta api maupun kapal api. Pada umumnya pertunjukan meliputi
Cerita 1001 Malam (Arab) dan Cerita Eropa (Opera maupun Rakyat), termasuk
Hikayat India dan Persia. Sebagai selingan, antar adegan maupun pembukaan,
diperdengarkan musik mars, polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong
dikenal pada waktu itu Stambul I, Stambul II, dan Stambull III.
Pada
waktu itu lagu Stambul berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk
seperempat nada), di mana Gesang menyebut
sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur dengan Tanjidor yang asli Betawi.
Pada masa ini dikenal para musisi Indo, dan pemain biola legendaris adalah M.
Sagi (perhatikan rekaman Idris Sardi main biola lagu Stambul II Jali-jali berdasarkan
aransemen dari M. Sagi). Seperti diketahui bahwa panjang lagu stambul adalah 16
birama, yang terdiri atas:
Stambul
I: Lagu ini misalnya Terang Bulan, Potong Padi, Nina
Bobo, Sarinande, O Ina Ni Keke, Bolelebo, dll. dengan struktur bentuk A – B – A
– B atau A – B – C – D (16 birama):
·
|I , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
·
|, , , , |, , , , |, , , , |I , , , |
·
|I7, , , |IV, , , |, , V7, |I , , , |
·
|, , , , |V7, , , |, , , , |I , , , ||
Stambul
II: Lagu ini misalnya Si Sampang, Jali-Jali, di mana
masuk pada Akord IV sebagai ciri Stambul II dengan struktur A – B – A – C (16
birama):
·
|I . . . |. . . . |. . . . |IV, , , | (tanda . artinya
tacet)
·
|, , , , |, , , , |, , V7, |I , , , |
·
|, , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
·
|, , , , |, , , , |, , , , |I , , , ||
Stambul
III: Lagu ini misalnya Kemayoran, di mana mirip dengan
Keroncong Asli sehingga sering salah diucapkan dengan Kr. Kemayoran, yang
seharusnya Stambul III Kemayoran, dengan struktur Prelude – A – B – Interlude –
C – D (16 birama):
·
|I , , , |, , , , | Prelude 2 birama
·
|, , , , |, , , , |
·
|II#, , ,|V7, , , | Modulasi 2 birama
·
|, , , , |IV, , , | Interlude 2 birama
·
|, , V7, |I , , , |
·
|, , , , |V7, , , |
·
|, , , , |I , , , ||
Dari
periode stambul ini lahir pula di Makassar bentuk keroncong khas yang dikenal
sebagai losquin.
Masa
keroncong abadi (1920-1960)
Pada
masa ini panjang lagu telah berubah menjadi 32 birama, akibat pengaruh musik
pop Amerika yang melanda lantai dansa di Hotel2 Indonesia pada waktu itu,
dengan musisi didominasi dari Filipina (spt Pablo, Sambayon, dll), dan
berakibat juga lagu pada waktu itu telah 32 birama juga, perhatikan lagu
Indonesia Raya (1924) pada waktu itu juga sudah 32 birama. Selanjutnya pusat perkembangan
beralih ke Solo dan iramanya juga lebih lamban (sekitar 80 untuk seperempat
nada). Masa ini lahir para musisi Solo spt Gesang. Lagu Keroncong Abadi terdiri
atas:
Langgam
Keroncong: Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A –
A – B – A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop:
Verse A – Verse A – Bridge B – Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada
versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki
bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan.
Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong
dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan
langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:
·
Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I
, , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
·
Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I
, , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
·
Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I
, , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|
·
Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I ,
, , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
Bentuk
adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini.
Langgam Jawa antara lain lagu Yen Ing Tawang ciptaan [[Anjar Any]) lahir
setelah tahun 1955, dan penyanyi yang terkenal dengan langgam jawa adalah
Waljinah bintang Lomba Lagu Kembang Kacang di Surakarta tahun 1960. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada
penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan
modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa
atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum
irama dimulai secara utuh. Tahun 1980 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.
Stambul
Keroncong: Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya
diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh
awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama “stambul”
diambil dari Istambul di Turki.
Alur
akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda – adalah tacet atau iringan tidak
dibunyikan):
·
|I – - – | – - – - | – - – - |IV , , , | dibuka dg
broken chord I utk mencari nada
·
|IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |
·
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
·
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
·
|I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , | 16 birama
ini pengulangan dari 16 birama pertama atau sama
·
|IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
·
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
·
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
Keroncong
Asli Keroncong asli memiliki bentuk lagu A – B – B’. Lagu
terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan
PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi
INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga.
Keroncong asli diawali oleh voorspel atau prelude, atau intro
yang diambil dari baris 7 (B3) mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan
oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar; dan tussenspel
atau interlude atau intermezzo di tengah-tengah setelah modulasi/modulatie/modulation
yang standar untuk semua keroncong asli: Alur akordnya seperti tersusun di
bawah ini:
·
(A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |
·
(A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | modulasi
merupakan ciri keroncong asli sebanyak 4 birama
·
|V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | interlude
4 birama untuk semua lagu menjadi standar
·
(B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |
·
(B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |
·
(B3) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
·
(B2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |
Kadensa
Keroncong Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai
penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup
sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.
Pada Masa Keroncong Abadi dikenal rangkaian penutup I7-IV-V7-I.
1. Kadensa
dengan rangkaian V7-I disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna
menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna.
2. Tetapi
kalau akord X-V7 menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna
atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik – Dominan Septim.
3. Kalau
rangkaian harmoni diakhiri pada X-VI, maka disebut Kadensa Terputus,
misalnya Doninan Septim – Submedian.
4. Dalam
rangkaian IV-I disebut Kadensa Plagal, mempunyai sifat sendu seperti
kalau kita mengucap “Amin” dalam sholat.
5. Kadensa
Keroncong, khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu
rangkaian harmoni I7-IV-V7-I
Masa
keroncong modern (1960-kini)
Perkembangan
keroncong masih di daerah Solo dan sekitarnya, namun muncul berbagai gaya baru
yang berbeda dengan Masa Keroncong Abadi (termasuk musisinya), dan merupakan
pembaruan sesuai dengan lingkungannya.
Langgam
Jawa
Umumnya
mempunyai struktur lagu pop yaitu A – A – B – A atau juga A – B – C – D dangan
jumlah 32 birama. Lagu Langgam Jawa yang terkenal di tahun 1958 adalah ciptaan
Anjar Any (1936-2008): Yen Ing Tawang Ana Lintang (Tawang dalam Bahasa Jawa berarti: awang-awang, langit, dan makna lain nama
suatu desa di Magetan, Kalau di Langit Ada Bintang). Langgam Jawa
menjadi terkenal oleh Waljinah yang pernah
sebagai juara tingkat sekolah SMP di RRI Solo tahun 1958.
Keroncong
Beat
Dimulai
oleh Yayasan Tetap Segar pimpinan Rudy Pirngadie, di Jakarta pada tahun 1959
dan bisa mengiringi lagu barat pop (mau melangkah lebih bersifat universal).
Pada waktu itu Idris Sardi ikut tur ke New York World’s Fair Amerika Serikat dengan biola tahun 1964 dengan maksud mau
memperkenalkan lagu pop barat (I left my heart in San Fransico, pada
waktu itu tahun 1964 lagu ini merupakan salah satu hit di dunia) dengan iringan
keroncong beat, namun dia kena denda melanggar hak cipta akibat tanpa
izin.
Dengan
Keroncong Beat maka berbagai lagu (bukan dengan rangkaian harmoni keroncong,
termsuk kunci Minor) dapat dinyanyikan seperti La Paloma, Monalisa, Widuri,
Mawar Berduri, dll.
Campur
Sari
Di
Gunung Kidul (DI Yogyakarta) pada tahun 1968 Manthous memperkenalkan
gabungan alat gamelan dan musik keroncong, yang kemudian dikenal sebagai
Campursari. Kini daerah Solo, Sragen, Ngawi,
dan sekitarnya, terkenal sebagai pusat para artis musik campursari. Bahkan Bupati Sukoharjo ikut meramaikan bursa campursari.
Keroncong
Koes-Plus
Koes Plus dikenal sebagai perintis musik rock di Indonesia,
pada sekitar tahun 1974 juga berjasa dalam musik keroncong yang rock. Keroncong
Pertemuan adalah Keroncong Koes Plus dengan struktur bentuk campuran (dalam
bahasa Belanda disebut Meng-vorm atau Inggris Combine form) antara Stambul II
dan Keroncong Asli.
Seandainya
band rock Indonesia bisa mengikuti jejak Koes-Plus untuk melestarikan budaya
sendiri seperti keroncong, maka betapa indah musik rock Indonesia dapat ngetop
dengan irama kampung halaman, berarti musik keroncong jangan mati
(ucapan Gesang). Mudah-mudahan Mbah, generasi muda Indonesia dapat melanjutkan
musik keroncong .
Keroncong
Dangdut (Congdut)
Keroncong
dangdut (Congdut) adalah jawaban atas derasnya pengaruh musik dangdut dalam musik populer di Indonesia sejak 1980-an.
Seiring dengan menguatnya campur sari di pentas musik populer etnis Jawa,
sejumlah musisi, konon dimulai dari Surakarta, memasukkan unsur beat dangdut ke dalam
lagu-lagu langgam Jawa
klasik maupun baru. Didi Kempot
adalah tokoh utama gerakan pembaruan ini. Lagu-lagu yang terkenal antara lain
Stasiun Balapan, Sewu Kuto.
3. Tokoh-Tokoh
Keroncong
1.
Buaya Keroncong
Salah
satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan
musik keroncong adalah bapak Gesang.
Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini
bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil
memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal
adalah Bengawan Solo.
Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki “Buaya keroncong” oleh
insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.
Asal
muasal sebutan itu berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo.
Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti
diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil
terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang
ganas. Nah kira-kira pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang
disebut sebagai “Buaya Keroncong”
2.
Imam D. kamus
Awalnya
ia adalah anak band beraliran musik punk. Sambil menenteng biolanya, ia
memainkan musik sebagai kesenangan pribadi saja. Mengembara dari satu tempat ke
tempat lain, dari satu pelukan jenis musik ke jenis lainnya. Semuanya demi
memuaskan keinginan. Kesenangannya pada keroncong, mendorong Imam mendirikan
beberapa orkes. Pada 1994, bersama kawan-kawannya di Gelanggang Seni Sastra dan
Film (GSSTF) Unpad, ia mendirikan Orkes Keroncong Rindu Order. Ketika Rindu
Order vakum pada 1998, tak berapa lama ia dan beberapa anak muda mendirikan
Sarekat Krontjong (SK).
3. Tony
Tony adalah pemain musik keroncong berbakat tinggi sekaligus pencipta lagu yang handal. Dia juga yang memacu adik-adiknya untuk membawakan lagu ciptaan sendiri. Dia mahir memainkan gitar (melody), keyboard dan piano. Dibandingkan dengan Beatles, dia seperti gabungan antara John Lennon, Paul dan Goerge. Permainan pianonya sangat menonjol dalam lagu-lagunya. Nada-nada yang dipilihnya sederhana, tetapi sangat berperan dalam mempercantik lagu yang dimainkan.
4. Yon
Tony adalah pemain musik keroncong berbakat tinggi sekaligus pencipta lagu yang handal. Dia juga yang memacu adik-adiknya untuk membawakan lagu ciptaan sendiri. Dia mahir memainkan gitar (melody), keyboard dan piano. Dibandingkan dengan Beatles, dia seperti gabungan antara John Lennon, Paul dan Goerge. Permainan pianonya sangat menonjol dalam lagu-lagunya. Nada-nada yang dipilihnya sederhana, tetapi sangat berperan dalam mempercantik lagu yang dimainkan.
4. Yon
Yon
Koeswoyo adalah Vokalis utama Koes Plus ini tidak menonjol dalam bermain musik.
Dia hanya memainkan ritem gitar. Tetapi suaranya yang bening menjadi kekuatan
lain dari Koes Plus. Dia juga pencipta lagu yang handal. Kebanyakan lagu-lagu Yon
adalah lagu bernada sendu,
5.
Murry
Dia
adalah plus dalam Koes Plus. Dialah satu-satunya anggota Koes Plus yang
bukan dari keluarga Koeswoyo. Pukulan drumnya yang khas telah memberi warna
tersendiri bagi Koes Plus. Pukulan drumnya mungkin tidak akan terasa bagus
kalau dia bermain dengan kelompok lain. Tetapi digabung dengan permainan
keyboard Tonny, pukulannya terasa istimewa. Sebagai pemain drum dia
tidak hanya pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes
Plus.
6.
Gerard Mosterd
Kegamangan
eksistensi Mosterd yang blasteran itu juga masih mewarnai karya ini. Mosterd
yang berayah Belanda dan beribu dari Jawa Timur yang dibesarkan di Sumatera
Utara itu pernah belajar balet klasik di Royal Conservatory, Den Haag. Namun,
dia juga akrab dengan komunitas kesenian Gugum Gumbira sampai Sardono W Kusumo.
Titik temu antara Eropa dan Asia itu boleh jadi adalah keroncong. Setidaknya
keroncong muncul dalam dua karya Mosterd yang digelar di Jakarta. Tahun lalu,
dia memunculkan Keroncong Moritsku. Mosterd memang tak berkesan mencari titik
temu atau sintesa gerak Barat-Timur. Tak ada kesan gerak yang cenderung
“menjawa” atau sebaliknya. Dia membiarkan dua latar belakang kultural itu
berinteraksi secara natural
7.
Andjar Any
Tokoh
keroncong asal Solo, Andjar Any (66) yang juga pencipta lagu keroncong yang
amat produktif, menyatakan tidak sependapat dengan banyak kalangan yang memprihatinkan
masa depan musik keroncong. Katanya, munculnya musik campursari yang pada
awalnya berangkat dari musik keroncong (asli/langgam), adalah fitrah dari
kreativitas dan kebebasan seni untuk senantiasa melakukan pengembangan.
8.
Kusbini
Seniman
kelahiran 1 Januari 1910 di Desa Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur ini, memulai
kariernya bersama Jong Indisce Stryken Tokkel Orkest (Jitso), sebuah kumpulan
musik keroncong di Surabaya. Merasa belum puas dengan pengetahuan musik yang
didapatnya secara otodidak, Kusbini mengikuti pendidikan musik Apollo di
Malang. Sembari belajar, Kusbini yang mendapat julukan ‘buaya keroncong’ dari
teman-temannya ini, terus tampil sebagai penyanyi keroncong dan pemain biola
pada siaran Nirom dan Cirvo di Surabaya.
4. Jenis-jenis
keroncong
Musik
keroncong lebih condong pada irama (progresi chord) dan jenis alat yang
digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam
keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya.
Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong
sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan patern yang berlaku.
Jika kemudian akan dikembangkan, maka hendaklah tetap menjaga konsistensi patern
tersebut.
Keroncong
asli
Keroncong
asli memiliki bentuk lagu A – B – C. Kebanyakan dibawakan sebanyak dua kuplet
utuh (dari atas). Alur chordnya seperti tersusun di bawah ini:
·
| I , , , | I , , , | v , , , | V , , , | II , , , |
II , , , | V , , , | V , , , | V , , , | V , , , |
·
| IV , , ,| IV , , ,|IV , , , | V , , , | I , , , | I
, , , | V , , , | V , , , | I , , , | IV , V , |
·
| I , , , | IV , V , | I , , ,| I , , , | V , , , | V
, , , | I , , ,|
Keroncong
asli terkadang juga di awali oleh prospel terlebih dahulu.Prospel adalah
seperti intro yang mengarah ke nada/chord awal lagu, yang dilakukan oleh alat
musik melodi seperti seruling/flute, biola, atau gitar.
Langgam
Bentuk
lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A – A – B – A dengan pengulangan dari
bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung
pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya
irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang
misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan
irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur chord-nya sebagai
berikut:
·
| I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I
, , , | I , , , |
·
| I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I
, , , | I , , , |
·
|IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II , , , |
II , , , | V , , ,| V , , ,|
·
| I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I
, , , | I , , , |
Bentuk
adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini.
Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter,
kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron,
dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa
instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh.
Stambul
Stambul
merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang
dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan
nama Komedi stambul. Nama “stambul” diambil dari Istambul di Turki.
Stambul
memiliki dua tipe progresi akord yang masing-masing disebut sebagai Stambul I
dan Stambul II. Stambul diawali oleh penyanyi itu sendiri, atau intro lagu
bukan dari alat musik melainkan dari penyanyi tanpa iringan instrumen terlebih
dahulu. Contoh: Stb. Jauh Di Mata, Stb.II Dewa-dewi
5. Alat-Alat
Musik Keroncong
Dalam
bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, serta selo.
Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh
keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan
budak Portugis dari Ambon yang tinggal
di Kampung Tugu, Jakarta Utara,
yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang
Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun 1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat
perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat
sesuai sifat orang Jawa.
Pem-”pribumi”-an
keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti
·
rebab
Saat
ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
·
ukulele cuk,
berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat
musik utama yang menyuarakan crong – crong sehingga disebut
keroncong (ditemukan tahun 1879 di Hawai,
dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong)
·
ukulele cak, berdawai 4 (baja),
urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan
sebutan in F);
Penjaga
irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang
ritmis mengatur peralihan akord. Biola
berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi
hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Bentuk
keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer
untuk mengiringi lagu keroncong (di pentas pesta organ tunggal yang serba bisa
main keroncong, dangdut, rock, polka, mars).
6. Contoh-Contoh
Lagu Keroncong
·
Bengawan Solo karya Gesang
·
Lagu Caping Gunung, karya Gesang tahun 1973.
·
Pahlawanku karya Hetty Koes Endang
·
Suci dalam debu karya Hetty Koes Endang
·
Bisikan hati karya Hetty Koes Endang
B.Mengidentifikasi Musik Keroncong (Bengawan Solo)
Hal yang akan kita bahas yaitu judul lagu “Bengawan
Solo” karya gesang dan mengidentifikasi lagi tersebut .
1. Lirik
lagu Bengawan Solo
Bengawan Solo
Riwayatmu kini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani
Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh
Reff:
Mata airmu dari Solo
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut
Itu perahu
Riwayatnya dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu
Riwayatmu kini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani
Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh
Reff:
Mata airmu dari Solo
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut
Itu perahu
Riwayatnya dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu
2.
Sejarah lagu Bengawan Solo
Bengawan Solo adalah sebuah lagu Indonesia berirama keroncong yang terkenal ciptaan Gesang. Diciptakan pada tahun 1940, lagu ini terinsipirasi dari sebuah sungai asli dengan nama yang sama di Jawa Tengah. Liriknya mendeskripsikan sungai tersebut dengan gaya yang nostalgia.
Setelah Perang
Dunia II, pasukan Jepang yang kembali ke negaranya membawa lagu ini bersama
mereka. Di sana, lagu ini menjadi populer setelah dinyanyikan berbagai penyanyi, di antaranya Toshi Matsuda.
3.
Keunikan lagu Bengawan Solo
·
Merupakan jenis lagu
keroncong
·
Dapat diiringi dengan
alat musik “orkes keroncong”
·
Memiliki birama 4/4
·
Tiap bait terdiri dari
4 baris
4.
Fungsi lagu dalam kehidupan sehari-hari
·
Digunakan dalam
upacara adat
·
Sering dinyanyikan
oleh pelajar , misalnya ketika perlombaan
·
Lirik lagu tersebut
sangat bermanfaat
·
Sebagai hiburan
5.
Makna lagu’’Bengawan solo”
“Menceritakan tentang asal-usul kota Solo
dan kehidupan masyarakat Solo serta Sumber daya alam yang ada di Solo”
6.
Elemen-elemen lagu Bengawan Solo
·
Memiliki birama 4/4
·
Memiliki tempo Andante
(sedang)
SUMBER : WIKIPEDIA DAN BLOGGER
trima kasih atas info-nya
BalasHapus